Wednesday 1 March 2017

Bank Persediaan Bibit jika Bumi 'Kiamat'

Banyak orang yang khawatir kemusnahan Bumi ini akibat perang, penyakit menular, dan sebagainya. Sehingga mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi “doomsday” itu.

Persiapan untuk menghadapi “Doomsday” semacam itu juga dilakukan ilmuwan. Mereka mendirikan pusat penyimpanan bibit-bibit terbaik dari planet ini, kalau-kalau terjadi krisis pangan hebat di dunia.

Tempat penyimpanan yang diberi nama Svalbard Global Seed Vault, alias kubah bibit global Svalbard. Dibangun di bawah tanah, 130 meter di bawah permukaan laut, di sebuah tundra yang beku sekitar 1.200 kilometer dari Kutub Utara. Persisnya di Samudera Arktik.

Lokasinya berada di bawah titik beku. Dibuka pada 26 Februari 2008, awalnya sebagai bank gen dari seluruh dunia, untuk menyimpan materi genetika terpenting di dunia, kalau-kalau terjadi bencana alam, kerusakan peralatan, perang, dan sebagainya. Termasuk, kalau terjadi “kiamat”.

Seperti digambarkan oleh Livescience, untuk memasuki tempat penyimpanan, pengunjung harus melewati empat pintu dengan tingkat keamanan tinggi, dimulai dari pintu masuk, pintu kedua di kedalaman 115 meter dan dua pintu lagi dengan pengunci udara.

Bibit disimpan di ruang-ruang penyimpanan dengan temperatur yang dijaga dalam kondisi tetap minus 18 derajat Celcius.

Baru-baru ini, penyimpanan Svalbard ini menerima 50.000 sampel bibit tanaman dari seluruh dunia. Termasuk sampel dari bank gen di Benin, India, Pakistan, Lebanon, Moroko, Belanda, Amerika Serikat, Meksiko, Bosnia, dan Herzegovina, Belarus dan Inggris. Tempat ini sesungguhnya mampu menampung sampai 4,5 juta bibit dari seluruh dunia.

Termasuk pula 15.000 sampel yang dimodifikasi oleh Pusat Riset Pertanian Internasional di Area Kering (ICARDA). Ini adalah organisasi yang khusus melakukan riset pertanian daerah kering, di mana sumber daya air minim.

Pada 2015, ICARDA yang pertama melakukan penarikan dari Svalbard untuk dibawa ke Suriah, setelah bank gen di Aleppo kehilangan beberapa koleksi material tanamannya akibat perang.

Spesimen tanaman yang diambil antara lain padi, kentang, dan gandum. Tanaman itu berhasil ditumbuhkan di daerah kering, kata Aly Abou-Sabaa, kepala Pusat Riset Pertanian Internasional.

source : cnnindonesia

0 comments:

Post a Comment