Indonesia
menjadi negara di Asia Tenggara yang mengalami perbaikan peringkat FIFA paling
baik pada Desember 2016.
Berdasarkan
rilis peringkat FIFA yang dikeluarkan 22 Desember 2016, Indonesia naik
peringkat hingga 8 tingkat. Itu adalah kenaikan yang paling signifikan
dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Dalam
rilis terbaru FIFA, Indonesia mengalami peningkatan delapan peringkat. Berkat
peningkatan tersebut, Indonesia kini berada di peringkat 171 dengan jumlah poin
120.
Sementara
itu citra Piala AFF naik di mata FIFA. FIFA kini tak lagi memandang Piala AFF
sebagai laga persahabatan biasa.
Seperti
dilansir dari situs FIFA, bobot pentingnya pertandingan merupakan satu dari
sejumlah variabel dalam menghitung poin untuk peringkat tim sepak bola asosiasi
negara anggota FIFA.
Variabel
lainnya adalah hasil poin dari laga tersebut, yakni menang atau imbang, kekuatan
dari tim lawan, dalam hal ini adalah peringkat terakhir tim tersebut, dan
kekuatan konfederasi yang menjadi afiliasi turnamen tersebut.
'Logika
dasar yang dipakai dalam penghitungan ini sederhanya: setiap tim yang tampil
baik dalam sepak bola dunia memenangkan poin yang memungkinkannya menanjak
dalam peringkat dunia,' demikian pernyataan FIFA mengenai prosedur peringkat
untuk timnas sepak bola pria.
Penentuan
poin itu didasari atas performa tim selama empat tahun dibandingkan dengan
rangkaian hasil terakhir. Dalam situsnya FIFA menyatakan, 'Poin sebuah tim
selama periode empat tahun ditentukan dari rata-rata poin dari pertandingan
selama 12 bulan terakhir dan rata-rata poin yang didapat dari pertandingan yang
lebih lama dari 12 pertandingan terakhir.'
Penentuan
penghitungan peringkat FIFA ini pertama kali digelar pada Desember 1992. Ketika
penghitungan ini mulai diterapkan, Jerman ada di puncak berkat performanya di
tiga gelaran terakhir Piala Dunia. Posisi Jerman lalu tergeser Brasil setelah
Selecao mampu menjuarai Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat.
Saat
awal mulanya kurun waktu 1993-1998 metode penghitungan masih menggunakan cara
sederhana yakni serupa sistem di liga-liga dunia di mana kemenangan dihargai
tiga poin, imbang satu poin, dan tak ada poin saat kalah.
Namun,
penghitungan untuk peringkat FIFA pun mulai berubah pada 1999. Saat itu metode
penghitungan memerhatikan jumlah gol atau kebobolan, pertandingan kandang atau
tandang, dalam laga persahabatan atau kompetsi, dan kekuatan sepak bola regional.
Metode
ini berlangsung hingga usai Piala Dunia 2006 di Jerman. Usai gelaran Piala
Dunia yang dimenangkan Italia tersebut, FIFA merevisi kembali metode
penghitungan peringkat.
Jumlah
gol atau kebobolan, serta pertandingan kandang atau tandang tak lagi masuk
sebagai salah satu variabel penghitungan peringkat. Namun, jenis laga itu
termasuk persahabatan atau kompetisi tetap masuk. Dan, mulai saat itu evaluasi
poin beradasarkan performa selama periode empat tahun diterapkan.
Sumber : Cnn indonesia
0 comments:
Post a Comment