Friday 10 February 2017

3 Tingkah Lebay Para Penggemar Sinetron

Sinetron Indonesia itu memang punya pesona tersendiri. Di balik episode yang “lebih panjang” daripada Tembok Cina serta pemeran antagonis yang suka kejang-kejang, sinetron Indonesia selalu punya penggemar tersendiri. Penggemar sinetron Indonesia ini enggak cuma doyan nontonin sinetron yang diputar dengan durasi setara Wolf of Wall Street, tetapi juga agak kesulitan membedakan antara dunia sinetron dan dunia nyata.

Mungkin memang benar kalau cinta itu buta. Enggak cuma sama gebetan tapi juga sama idola dan sinetron pujaan. Nah, apa aja nih kelakuan lebay para penggemar sinetron Indonesia yang kadang bikin kita geleng-geleng kepala? Kepoin, yuk!

1. Ngambek saat tokoh utama punya pacar dan putus
Tokoh utama sebuah sinetron, biasanya digambarkan sebagai sosok yang sempurna: cakep, rajin beribadah, pintar, berasal dari keluarga kaya, banyak yang suka, serta enggak mata keranjang. Di Dunia ini tentulah kriteria tersebut sangat didambakan oleh kita, para manusia biasa. Enggak hanya sebagai pacar, tetapi juga sebagai jodoh dunia akhirat.

Akhirnya, ada banyak penggemar sinetron, terutama mereka yang di bawah umur, yang bermimpi bisa ketemu bahkan pacaran sama tokoh pujaan mereka tersebut. Padahal, tokoh itu hanyalah fiksi belaka. Aslinya juga enggak gitu-gitu amat karena enggak ada manusia yang sempurna. Terus, saat mereka ternyata punya pacar di dunia nyata, para penggemar ini ada yang patah hati. Patah hatinya kayak habis diselingkuhin pacar sungguhan. Bahkan, ada yang kemudian rajin ngerundung pacar asli tokoh utama dan bilang kalau dia enggak pantes pacaran sama si tokoh utama yang sempurna.

Namun tokoh utama bisa mengalami fase putus dan ganti pacar. Tapi penggemar enggak terima. Menurut mereka, dua idola mereka ini harus jodoh. Kalau Tuhan memang enggak menakdirkan mereka untuk berjodoh, maka penggemar pun berdoa supaya mereka dijodohkan saja. Dan ketika sang pujaan punya pacar baru, mereka menuduh pacar baru tersebut dengan tuduhan perebut laki orang, perebut cewe orang, orang ketiga, dan fitnah kejam lainnya.

2. Merundung/nge-bully tokoh antagonis.
Tokoh antagonis di sinetron Indonesia itu beda sama tokoh antagonis di serial kayak Sherlock Holmes atau film kayak Fight Club. Sebagai contoh Jim Moriarty. Meskipun di serial BBC Sherlock Holmes, Jim digambarkan sebagai orang yang nyebelin dan psycho, tapi dia punya kecerdasan memesona yang bikin orang kagum dan gemes sama dia. Begitu pula Tyler Durden di Fight Club, yang meskipun gila, kasar, dan enggak nyata, tapi punya pemikiran dan kutipan yang bikin kita merasa kecil dan hina.

Tokoh antagonis di sinetron Indonesia itu jahatnya sudah tingkat internasional. Kejam, kadang bodoh, dan juga biasanya melakukan kejahatan cuma demi harta. Pokoknya bikin lo KZL sampai mau nyemilin gagang sapu. Nah, kondisi ini juga dirasakan oleh para penggemar. Mereka pun berharap bisa nimpukin bata ke kepala para tokoh antagonis ini.

Padahal, yang namanya sinetron kan cuma bohongan. Tokoh-tokoh antagonis sinetron ya aslinya orang-orang baik nan pekerja keras, yang boro-boro dengki sama orang, punya waktu buat mikirin orang lain aja mungkin enggak. Sayangnya, banyak penggemar yang enggak bisa membedakan fantasi dan kenyataan. Mereka pun merundung para tokoh antagonis di akun-akun media sosial mereka. Bahkan suka ada kok cerita tentang penggemar yang mukulin atau nyubit si tokoh antagonis waktu acara meet and greet, atau pas enggak sengaja ketemu di mal.

3. Nangis waktu tokoh utama meninggal 
Sinetron enggak cuma disukai sama anak muda yang mau punya pacar cool dengan moge alias motor gede, tetapi juga oleh ibu-ibu dan beberapa bapak-bapak.

Akhirnya, tokoh utama pun “dimatikan” dalam skenario. Sedih? Wajar sih kalau penggemar kecewa dan sedih, soalnya sinetron ini panjangnya sudah melebihi waktu lo ngerjain skripsi. Tokoh utama pun udah kayak jadi brand ambassador sinetron tersebut. Tapi banyak loh yang sampai nangis bombay waktu adegan tokoh utama dimakamin.

Sudah jadi preferensi masing-masing orang untuk benci atau suka sama sinetron Indonesia. Selera orang kan beda-beda. Tetapi, ada baiknya sebagai penonton yang bijak, kita bisa memisahkan antara dunia dalam sinetron, dan dunia nyata. Soalnya sebagus apapun juga, sinetron, film, dan karya fiksi lain itu bukanlah kenyataan.



 


0 comments:

Post a Comment