Nasib televisi 3 dimensi (3D)
tampaknya akan berhenti di tahun 2017 ini. LG dan Sony, dua pabrikan yang masih
bertahan membuat TV 3D, mengumumkan bakal menghentikan produksi TV dengan
teknologi tersebut pada 2017 ini.
Fitur 3D di televisi layar datar mulai
dikenalkan sejak 2010. Kesuksesan film "Avatar" dalam 3D juga
mendorong minat masyarakat yang tinggi untuk mengadopsi TV 3D. Untuk menikmati konten 3D,
penonton di rumah harus menggunakan kacamata 3D yang disertakan. Sebagian
pabrikan juga menawarkan mode efek simulasi 3D di TV-nya.
Walau menciptakan antusiasme
tinggi di masyarakat, dan harga TV 3D kian murah, namun teknologi 3D sendiri
tidak mengalami banyak peningkatan, sehingga makin sedikit yang mau membeli TV
berkemampuan 3D.
"Kemampuan 3D tidak pernah
diadopsi secara universal di industri untuk kalangan rumahan, dan bukan faktor
utama orang membeli TV baru," kata Tim Alessi, Director New Product
Development LG, seperti dikutip KompasTekno dari Cnet, Selasa (31/1/2017). "Kami memutuskan untuk tidak
mendukung lagi teknologi 3D di 2017 ini agar lebih fokus mengembangkan
teknologi lain, seperti high dynamic range (HDR)," imbuh Alessi.
Jawaban Sony juga kurang lebih
sama. "Berdasar kondisi pasar dan tren saat ini, kami memutuskan tidak
lagi mendukung 3D di model-model keluaran 2017," tulis keterangan Sony.
Menurut riset NPD Group,
penjualan TV 3D di AS hanya sebesar 8 persen dari total penjualan TV sepanjang
2016 lalu. Angka itu turun dari sebelumnya 16 persen pada 2015 dan 23 persen
pada 2012.
Perangkat Blu-ray player
berkemampuan 3D juga turun penjualannya, dari 40 persen pada 2012 menjadi 25
persen pada 2015 dan sisa 11 persen di 2016 lalu.
Keputusan Sony dan LG
menghentikan dukungan teknologi 3D di TV mereka bisa diartikan bahwa konsumen
kini telah beralih ke teknologi TV lain.
Teknologi yang dimaksud bisa jadi
adalah resolusi 4K/UHD, HDR, atau Smart TV yang telah menjadi fitur-fitur
penarik, selain ukuran layar yang diburu konsumen.
0 comments:
Post a Comment